SELAMAT DATANG DI WEBLOG NEGERI PERADABAN AGUS THOHIR

Jumat, 20 Agustus 2010

Menemukan Ketenangan

cerita ini mungkin sudah pernah didengar atau mungkin perna anda baca, tapi bagi saya ini menaring untuk dikaji. karena memberikan saya banyak inspirasi tentang kehidupan, khususnya dalam menghadapi keadaan. sehingga representasinya adalah pikiran dan ketenangan jiwa kita.
Coba anda lempar sebutir kerikil ke dalam telaga yang tenang. Berpusat dari tempat jatuhnya kerikil itu akan tercipta sebuah riak gelombang yang mengalun ke penjuru telaga.
Kini, bisakah anda menghentikan laju riak gelombang itu? Mungkin anda mencoba dengan memasukkan telapak tangan anda ke dalam air. Atau. menghadangnya dengan ke dua belah kaki anda. Namun yang terjadi adalah semakin banyak anda melakukan sesuatu pada permukaan telaga, semakin banyak riak gelombang baru bermunculan. Satu-satunya cara menghentikan laju riak gelombang itu hanyalah dengan membiarkannya berhenti sendiri.
Demikian pula dengan ketenangan dan pikiran. Semakin keras anda melakukan sesuatu pada pikiran anda. semakin sulit anda mencapai ketenangan itu. Amati saja. Jangan tolak atau menghentikan riak pikiran anda. Biarkan pikiran berangsur-angsur tenang. Ketenangan diri dimulai dari ketenangan pikiran; sedangkan ketenangan pikiran bermula dari ketenangan bernafas. Dalam nafas yang tenang temukan jiwa yang tenang.
saharjo, tebet.

Kamis, 19 Agustus 2010

Selasa, 17 Agustus 2010

Seikat Pendaran suci dari nikmat Allah

blockquote
Menyusuri fajar dengan keyakinan, ungkapan ini sedikit saya jadikan kata yang jadi pembuka dalam perjalanan pagi ini. Entah itu kuasa atau memang jadi permulaan dalam menatap aktifitas hari ini. Habis tadarus sambil menunggu adzan subuh menikmati sholawatan terjalin bait untaian ayat dibaca untuk mengisi waktu fajar ini, inilah rutinitas yang mengisi hari dibulan ramadhan. Selesai membaca dan mengkaji dalam setiap ayat saya mendapatkan makna yang inspiratif dan luar biasa dari bacaan ayat-ayat suci al Qur’an pagi ini.
Bukti-bukti kekuasaan Tuhan: Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada dibumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit! Dan DIa Maha Mengetahui segala sesuatu. Setiap mereka diberi rizki buah-buahan yang serupa dan untuk mereka didalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal didalamnya (kenikmatan syurga itu adalah kenikmatan yang serba lengkap, baik jasmani, maupun rohani).
Begitu balasan bagi orang yang beriman disampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik. Allah menyediakan banyak keberkahan dan kenikmatan yang tiada terkira, termasuk anda yang membaca tulisan ini. Karena saya sendiri bisa menulis ini mungkin tidak biasanya dan saya bisa menuruti tangan dan ide kreatif ini untuk menggerakkan jari jemari dengan rapi. Lebih dari apa yang kita nikmati dan Allah berikan pada semua makhluknya yang dijelmakan melalui segala kenikmatan hingga kita semua harusnya mengucapkan banyak terimakasih karena semuanya gratis.
Bensin satu liter saja dihargai Rp. 4500,- sedangkan kita bisa menikmati air dan sirkulasi dalam tubuh ini tanpa syarat apapun dan Allah memberikannya Cuma-Cuma. Gas LPG tabung tiga kilogram dihargai 13-15ribu sedangkan kita setiap hari, jam, detik bahkan sekon tanpa apapun Allah memerikannya pada kita semua, apa yang kurang dari apa yang telah diberikan kita tidak menyadarinya. Bila kita ukur dengan nilai fisik atau materi mungkin kita hutang banyak pada sang pemberi hidup ini Allah SWT, tapi Allah tidak pernah meminta baik yang tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin semuanya tidak dibedakan dan mereka yang hidup diberikan banyak dan tinggal kita apakah sadar mengakuinya atau malah lupa tanpa peduli.
Rentetan uraian diatas saya hanya menganalogikan betapa banyak dan tak terhitung kita diberikan banyak dan bila dalam perumpamaan; tatkala manusia diciptakan dan nyamuk diciptakan, banyak alasan mungkin diciptakan pula kita sebagai manusia bila menjawab; ada yang merasa nyamuk itu merugikan dan ada yang bilang menguntungkan. Merugikan karena kita merasakan darah kita dihisap dan bahkan datang penyakit demam berdarah mungkin, tapi bagi mereka yang bisa menangkap peluang dijadikan berkah atau keuntungan besar mereka menciptakan obat nyamuk dan sejenisnya untuk menghindarkan manusia dari gigitan nyamuk dan mungkin dalam keadaan tertentu jadi sebab penyakit demam berdarah yang bisa mengakibatkan matinya manusia.
Semua sudah ada skenarionya, Allah maha tahu dari apa yang dipikirkan makhluknya. Kita hanya mengerti sedikit dapi apa yang kita prediksi dan itulah yang perlu kita renungkan. Sayapun merasakan hal sama pada pagi ini, entah apa tatkala kumandang azan subuh bersahut-sahutan dari masjid dan mushola yang ada disekitar rumah yang ditempati, saya mengajak teman untuk jamaah dan ketika itu saya menunggunya ternyata sudah datang iqomah, saya pun segera menuju masjid terdekat dengan jalan kaki. Sholat subuh pun sudah dimulai rekaat pertama, tiba-tiba saya mendengar bacaan ayat surat dalam al Qur’an dilantunkan setelah saya lihat ternyata didepan halaman rumah didirakan jama’ah shalat subuh, saya pun bergegas menuju barisan jamaah shalat tersebut. Tak terpikir lagi menuju masjid karena niatan saya adalah berjamaah. Selesai sholat saya baru sadar dan memikirkan kenapa bisa saya memilih jama’ah dihalaman rumah tersebut? Kembali keawal, bahwa keyakinan akan harapan saya untuk berjamaah ternyata terjawab dan adanya kekuasaan Allah bahwa dalam pesan yang didapatkan adalah uraian makna yang saya dapatkan keterkaitan dalam ayat al Qur’an tadi. Bahkan dalam makna lain yang saya dapatkan diantaranya adalah “Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk. Dalam makna yang lebih luas shalat sendiri merupakan fase spirit-ritual yang terkandung didalamnya yaitu shalat sebagai penolong dan menjadi tolok ukur dalam subtansi kesabaran. Memang berat untuk mencapainya karena yang bisa mencapainya adalah orang-orang yang khusuk.
Ya, mungkin banyak yang lain dan tersirat dalam fakta yang berbeda, karena kita sebagai ummat Nabi Muhammad pasti mengharapkan syafaatnya dan itu merupakan usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi oran lain. Jelas rincian nikmat tidak dapat kita uraikan hingga keujung yang lebih rumit, tapi dipastikan bahwa kita semua adalah ciptaan Allah yang harusnya mensyukuri dalam segalanya dan mengerti atas ciptaannya.
Sebagai akhir tulisan ini saya hanya merenungkan betapa dahsyatnya kekuasaan Allah. Kita kadang mengeluhkan apa yang ditimpakan pada kita sewaktu-waktu, padahal kalau dirunut dan dipikirkan ternyata Allah mempunyai maksud yang lebih untuk mengangkat derajat manusia bukan karena materi, tapi karena tingkat kesabaran dan ketakwaannya. Yaitu ketika menghadapi ujian cobaan yang dihadirkan dan kalau kita meyakini ternyata banyak yang tersirat tanpa syarat.
Begitu panjang bila saya uraikan, semoga apa yang tertulis ini mampu menjadi inspirasi bagi saya pribadi dan menjadi manfaat bagi pembaca sekalian yang mengerti, karena masih banyak kekurangan dari apa yang saya uraikan. Tapi bukan berarti tidak ada maknanya. Demikian dari apa yang menjadi inspirasi pagi bahwa keyakinan menjadi awal dari eksekusi sikap kita dan yang pasti kita harus bergegas untuk memulai dari apa yang sudah kita niatkan dengan keyakinan dan tinggal kita menjalankan diri dalam ranah kemanfaatan. Maha suci Allah dengan segala firmannya.
Saharjo, menjelang pagi.05.30/17/08/2010

Senin, 16 Agustus 2010

Ritual Merdeka VS Sengsara, Menyambut Dirgahayu Indonesia ke-65

Tidak terasa telah 65 tahun berlalu Negara ini diperingati atas nama “KEMERDEKAAN”, lalu apakah selama ini benar adanya kemerdekaan ada di hati kecil kita? Realitas tidak bisa dipungkiri bahwa penjajahan sudah musnah penindasan telah usai hanya isapan jempol belaka. Sudah 65 tahun diperingati setiap tanggal 17 agustus dengan upacara bahkan lomba bahkan kadang kemenyanpun ikut meramaikan ritual untuk menyatakan satu persyaratan bahwa Negara ini dilegitimasi sudah “MERDEKA”.
Ironi ritualitas dan keterpaksaan sejarah mengakibatkan semua meyakini bahwa Indonesia kini layak di peringati, Agustus dan 17 adalah sandingan yang menguatkan bahwa segalanya menjadi “WAH” padahal menurut saya menjadi terbalik dan kemerdekaan menjadi semu bahkan sirna. Bisa kita dekte satu persatu diantaranya kesengsaraan berwujud kemiskinan dan gelandangan menghiasi negeri ini. Bahkan banyak lagi yang terus menyeruak dimata kita akan realitas yang sesungguhnya bahawa merdeka hanya menjadi tanda Tanya besar (?).
Mungkin sengsara yang pantas, ternyata merdeka masih jauh disana, mungkin Indonesia butuh meditasi untuk mencapai kemerdekaan dan pembebasan sejati. Meditasi ekstra dan mendalam adalah konskwensi karena kemerdekaan masih jauh dari panggang api yang hadir adalah paradoks Negara yang penuh dengan hamparan penderitaan rakyat akibat system yang tidak memihak rakyat kecil agar mereka dapat terentaskan.
Mungkin lembek tidak tegas bahkan terlalu kasar untuk diucapkan oleh kita, tapi keadaan itu ada dan dilakukan oleh pemimpin negeri ini. Semoga kita sadar di tengah kemeriahan yang dipaksa untuk dijejalkan dimata rakyat yang masih susah mencari sesuap nasi. Sumber alam dieksploitasi, kesejahteraan hanya retorika dan lipstick untuk pencitraan. Bila kita sandingkan dengan bulan ini adanya ramadhan ditengah pikuk kemeriahan peringatan maka kita akan sadar bahwa merdeka tidaklah mudah merdeka adalah rakyat bisa bebas bisa menikmatinya dengan bertanggungjawab.
Investor menari-nari dari tangan panjang neoliberalisme, sumber daya alam and sumber daya manusia ikut diobok-obok dibeli murah bahkan tidak dihargai. Kesejah teraan Indonesia justru dinikmati bangasa asing, dan rakyat harus mengatakan merdeka tapi realitasnya mereka sengsara. Notabene orang Indonesia asli diinjak-injak oleh kartel konglomerasi internasional dengan dalih pemerataan kerja sehingga buruh hanya dijadikan tenaga kontrak.
Rakyat miskin yang sesuai undang-undang dasar 1945 seharusnya dipelihara oleh negara malahan dibiarkan nasibnya terlunta-lunta di negeri sendiri. Perekonomian negara selalu dibimbangkan dengan ulah pialang-pialang yang memainkan mata uang rupiah yang semakin terbuang sampai-sampai tidak ada lagi bangsa Indonesia yang tahu arti besarnya uang Rp 1,-, bahkan meng-isukan alih lain dengan istilah”redenominasi” siapa yang akan menjamin perekonomian indonesia akan dapat disejajarkan dimata dunia bahkan bangkit secara nyata dibuktikan pada dunia.
Sangat menyedihkan, untuk digambarkan sejatinya negeri ini, siapakah yang akan bertanggungjawab untuk semuanya? Pemerintah, pengusaha, atau rakyat yang jadi penguasa? Pemerintahlah yang memberikan andil yang sangat besar pada keterpurukan bangsa Indonesia. Pemerintah tidak berpihak pada rakyat...!!! Rakyat tidak bangga pada Bangsa Indonesia ... !!! Pihak Asing hanya mengeruk kekayaan Indonesia semata ...!!! Itulah kunci pokok permasalahan kenapa selama ini Indonesia masih merasakan penjajahan.
Lalu dari semuanya saya hanya bertanya 65 tahun ini mau dibawa kemana? Sanggupkah pemerintah membela rakyat? Berantas korupsi, kolusi dan nepotisme, mengangkat kesejahteraan dalam realitas nyata bukan retorika. Merebut kemerdekaan nyata adalah suatu keharusan, kapan pemimpin yang bekerja atas nama rakyat dan hinggap di pemerintahan akan bekerja nyata untuk Negara dengan tegas bukan “letoy” atau bahkan curhat untuk mengait hati rakyat. Dibutuhkan karya nyata untuk semua melepaskan belenggu kesengsaraan yang saat ini singgah dan betah dikehidupan rakyat Indonesia. Kapan lagi kalau bukan dimulai sekarang juga, kita semua sudah tidak tahan penjajahan terus menerus dipelihara dalam atmosfer yang mengkondisikan pemimpin-pemimpin seperti dicocok hidungnya dan dikenadalikan oleh asing.
Semoga kita tahu dan sedia untuk mengurai benang yang kusut kesengsaraan untuk sanggup dengan tindakan dan hati mengatakan merdeka. Saya menjadi miris tatkala 17 agustus diperingati bahkan, harusnya semua rakyat disadarkan bahwa hari ini kita harus bangkit untuk membangun jati diri bangsa yang kini telah diinjak-injak. Mari kita menggugat kemerdekaan untuk membangun indonesia yang baru. Indonesia yang bebas dari intervensi asing dan berani tegas dimata dunia.
Tunjukkan harga diri bangsa ini bukan hanya pencitraan yang sebatas utopis berwujud mengelabui. Mari tegaskan stop dan hentikan kesengsaraa dan penderitaan rakyat untuk mewujudkan kesejahteraan disemua lapisan masyarakat. Karena kemiskinan, ketidakberdayaan menjadi kunci bahwa kita belum merdeka dan kita harus mau membaca, tegas katakana tidak untuk semua itu.
Marilah bersama di bulan ramadhan ini, dibulan agustus ini bertepatan dengan bulan suci untuk memerdekakan diri untuk kembali bahwa kita harus merdeka dengan senyatanya. Sesuai dengan itu maka ramadhan, agustus dan Indonesia butuh teladan, uswah dari semuanya khususnya pemimpin negeri ini bukan ritual tirakatan yang dilakukan tiap tahunan.
Stop dan hentikan kemiskinan dan kesengsaraan akibat dari system Negara yang semakin tidak karuan jeluntrungnya. Hidup adalah untuk member dan bukti untuk bermanfaat demikian juga dengan kemerdekaan adalah suatu keharusan yang tidak dapat ditawar ulang dan harga mati seperti gagasan tan malaka “MERDEKA 100%”.
Saharjo, 16/08/2010.
Menjelang peringatan ritual kemerdekaan ke-65/2330,

Kamis, 12 Agustus 2010

Sisa Umurku

Hari hari lewat, pelan tapi pasti
Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru
Karena aku akan membuka lembaran baru
Untuk sisa jatah umurku yang baru…

Daun gugur satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Umurku bertambah satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah

Ya Allah….
Akankah aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Akankah aku masih merasakan rasa ini pada tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Masihkah aku diberi kesempatan?

PASTINYA
Allah kan menjawab sanggupkah engkau menjalani kehidupanmu dengan pilihan-pilihan yang lebih......
Lebih keras
lebih terencana
lebih giat
lebih semangat
lebih memanfaatkan kesempatan diwaktu yang tersisa....
Lebih...lebih dan......

Datang sudah hari ini,
Hari dimana dulu aku dilahirkan
Hari dimana orang tertawa sekaligus haru
Menjelang perkenalanku dengan dunia ini

Hari ini aku mengenang kembali
Kerikil-kerikil tajam yang memperkaya arti hidup
Kemudian dalam diri ini bertanya lagi
Tuhan, berapakah sisa umurku?
Apakah setahun lagi?
Sepuluh tahun lagi?
Atau malah sisa sehari?

Tuhan berilah hamba kekuatan untuk menjalani proses
Karena semakin bertambahnya usia berarti dikurangi jatah kehidupannya.....
Sehingga harus tetap dan selalu bersyukur dan memanfaatkan etiap waktu yang tersisa....
Semoga diberikan tambah ilmu dan rezeki dan lainnya.........
Semoga allah mendengar ikhtiar dan doa doa .........

Tuhan, kalau memang ini perbuatan baik,
Sekali-kalinya yang bisa kulakukan dalam hidupku,
Ijinkanlah aku berterima kasih padaMu
Terima kasih atas umurku….

Barokallah….
Amien…..

Minggu, 08 Agustus 2010

santunan rasa

Selayang mengembang
Bersandar dalam perlawanan
Seperti ada yang memanggil

Bening berkaca-kaca
Menyayat kesunyian
Berurai kalimat tak terbatas
Mewarnai pesona keramahan
Kadang tak terlihat Nampak nyata

Barisan barisan
Suara menggarang
Menyusuri belantara belukar
Menusuk cerita yang berumur nasehat

Cukup didapat pesan
Dibawa mau ditinggal lari
Melingkar tak tentu

Siapa yang tahu tentang semua ini
Supaya menjelma menjadi penjarah
Berpaling dari peradaban

Wahai kawan…
Kapan kita membelah kesunyian masa
Mari solidkan…..

Suatu saat akan dating
Keberanian yang nyata
Mungkin menyayi dalam realitas
Menjawab untuk member
Satu menang hingga menjadi dikenang

Wahai…..
Pengelana……
Marilah peradaban ini kita warnai
Ungkap misteri mendulang rizki
Semoga kita mengerti
Jejak nyata ini semua