SELAMAT DATANG DI WEBLOG NEGERI PERADABAN AGUS THOHIR

Selasa, 17 Agustus 2010

Seikat Pendaran suci dari nikmat Allah

blockquote
Menyusuri fajar dengan keyakinan, ungkapan ini sedikit saya jadikan kata yang jadi pembuka dalam perjalanan pagi ini. Entah itu kuasa atau memang jadi permulaan dalam menatap aktifitas hari ini. Habis tadarus sambil menunggu adzan subuh menikmati sholawatan terjalin bait untaian ayat dibaca untuk mengisi waktu fajar ini, inilah rutinitas yang mengisi hari dibulan ramadhan. Selesai membaca dan mengkaji dalam setiap ayat saya mendapatkan makna yang inspiratif dan luar biasa dari bacaan ayat-ayat suci al Qur’an pagi ini.
Bukti-bukti kekuasaan Tuhan: Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada dibumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit! Dan DIa Maha Mengetahui segala sesuatu. Setiap mereka diberi rizki buah-buahan yang serupa dan untuk mereka didalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal didalamnya (kenikmatan syurga itu adalah kenikmatan yang serba lengkap, baik jasmani, maupun rohani).
Begitu balasan bagi orang yang beriman disampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik. Allah menyediakan banyak keberkahan dan kenikmatan yang tiada terkira, termasuk anda yang membaca tulisan ini. Karena saya sendiri bisa menulis ini mungkin tidak biasanya dan saya bisa menuruti tangan dan ide kreatif ini untuk menggerakkan jari jemari dengan rapi. Lebih dari apa yang kita nikmati dan Allah berikan pada semua makhluknya yang dijelmakan melalui segala kenikmatan hingga kita semua harusnya mengucapkan banyak terimakasih karena semuanya gratis.
Bensin satu liter saja dihargai Rp. 4500,- sedangkan kita bisa menikmati air dan sirkulasi dalam tubuh ini tanpa syarat apapun dan Allah memberikannya Cuma-Cuma. Gas LPG tabung tiga kilogram dihargai 13-15ribu sedangkan kita setiap hari, jam, detik bahkan sekon tanpa apapun Allah memerikannya pada kita semua, apa yang kurang dari apa yang telah diberikan kita tidak menyadarinya. Bila kita ukur dengan nilai fisik atau materi mungkin kita hutang banyak pada sang pemberi hidup ini Allah SWT, tapi Allah tidak pernah meminta baik yang tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin semuanya tidak dibedakan dan mereka yang hidup diberikan banyak dan tinggal kita apakah sadar mengakuinya atau malah lupa tanpa peduli.
Rentetan uraian diatas saya hanya menganalogikan betapa banyak dan tak terhitung kita diberikan banyak dan bila dalam perumpamaan; tatkala manusia diciptakan dan nyamuk diciptakan, banyak alasan mungkin diciptakan pula kita sebagai manusia bila menjawab; ada yang merasa nyamuk itu merugikan dan ada yang bilang menguntungkan. Merugikan karena kita merasakan darah kita dihisap dan bahkan datang penyakit demam berdarah mungkin, tapi bagi mereka yang bisa menangkap peluang dijadikan berkah atau keuntungan besar mereka menciptakan obat nyamuk dan sejenisnya untuk menghindarkan manusia dari gigitan nyamuk dan mungkin dalam keadaan tertentu jadi sebab penyakit demam berdarah yang bisa mengakibatkan matinya manusia.
Semua sudah ada skenarionya, Allah maha tahu dari apa yang dipikirkan makhluknya. Kita hanya mengerti sedikit dapi apa yang kita prediksi dan itulah yang perlu kita renungkan. Sayapun merasakan hal sama pada pagi ini, entah apa tatkala kumandang azan subuh bersahut-sahutan dari masjid dan mushola yang ada disekitar rumah yang ditempati, saya mengajak teman untuk jamaah dan ketika itu saya menunggunya ternyata sudah datang iqomah, saya pun segera menuju masjid terdekat dengan jalan kaki. Sholat subuh pun sudah dimulai rekaat pertama, tiba-tiba saya mendengar bacaan ayat surat dalam al Qur’an dilantunkan setelah saya lihat ternyata didepan halaman rumah didirakan jama’ah shalat subuh, saya pun bergegas menuju barisan jamaah shalat tersebut. Tak terpikir lagi menuju masjid karena niatan saya adalah berjamaah. Selesai sholat saya baru sadar dan memikirkan kenapa bisa saya memilih jama’ah dihalaman rumah tersebut? Kembali keawal, bahwa keyakinan akan harapan saya untuk berjamaah ternyata terjawab dan adanya kekuasaan Allah bahwa dalam pesan yang didapatkan adalah uraian makna yang saya dapatkan keterkaitan dalam ayat al Qur’an tadi. Bahkan dalam makna lain yang saya dapatkan diantaranya adalah “Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk. Dalam makna yang lebih luas shalat sendiri merupakan fase spirit-ritual yang terkandung didalamnya yaitu shalat sebagai penolong dan menjadi tolok ukur dalam subtansi kesabaran. Memang berat untuk mencapainya karena yang bisa mencapainya adalah orang-orang yang khusuk.
Ya, mungkin banyak yang lain dan tersirat dalam fakta yang berbeda, karena kita sebagai ummat Nabi Muhammad pasti mengharapkan syafaatnya dan itu merupakan usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi oran lain. Jelas rincian nikmat tidak dapat kita uraikan hingga keujung yang lebih rumit, tapi dipastikan bahwa kita semua adalah ciptaan Allah yang harusnya mensyukuri dalam segalanya dan mengerti atas ciptaannya.
Sebagai akhir tulisan ini saya hanya merenungkan betapa dahsyatnya kekuasaan Allah. Kita kadang mengeluhkan apa yang ditimpakan pada kita sewaktu-waktu, padahal kalau dirunut dan dipikirkan ternyata Allah mempunyai maksud yang lebih untuk mengangkat derajat manusia bukan karena materi, tapi karena tingkat kesabaran dan ketakwaannya. Yaitu ketika menghadapi ujian cobaan yang dihadirkan dan kalau kita meyakini ternyata banyak yang tersirat tanpa syarat.
Begitu panjang bila saya uraikan, semoga apa yang tertulis ini mampu menjadi inspirasi bagi saya pribadi dan menjadi manfaat bagi pembaca sekalian yang mengerti, karena masih banyak kekurangan dari apa yang saya uraikan. Tapi bukan berarti tidak ada maknanya. Demikian dari apa yang menjadi inspirasi pagi bahwa keyakinan menjadi awal dari eksekusi sikap kita dan yang pasti kita harus bergegas untuk memulai dari apa yang sudah kita niatkan dengan keyakinan dan tinggal kita menjalankan diri dalam ranah kemanfaatan. Maha suci Allah dengan segala firmannya.
Saharjo, menjelang pagi.05.30/17/08/2010

Tidak ada komentar: