SELAMAT DATANG DI WEBLOG NEGERI PERADABAN AGUS THOHIR

Rabu, 12 September 2007

RADIKALISASI HUMANISME PENDIDIKAN

Sungguh sangat dilematis bangsa ini semakin hari bukanya lebih cerdas! tetapi malah seolah cerdas sehingga rakyak kecil dikibuli dengan adanya kebijakan-kebijakan yang menguntungkan segelintir orang yang ingin menanamkan modal di Negara sendiri.
Kita menjadi babu dinegara kita sendiri dengan majikan orang-orang luar , sungguh ironis bangsa ini. Maka sadarlah akan ketertindasan yang membelenggu kreatifitas kita dan kekritisan kita.
Ivan Illich, kritikus pendidikan yang banyak melakukan gugatan atas konsep sekolah dan kapitalisasi pendidikan, mengatakan bahwa kita harus mengenali keterasingan manusia dari belajarnya sendiri ketika pengetahuan menjadi produk sebuah profesi jasa (guru) dan murid menjadi konsumennya. Kapitalisme pengetahuan pada sejumlah besar konsumen pengetahuan, yakni orang-orang yang membeli banyak persediaan pengetahuan dari sekolah akan mampu menikmati keistimewaan hidup, punya penghasilan tinggi, dan punya akses ke alat-alat produksi yang hebat. Pendidikan kemudian dikomersialkan. Sehingga tidak ada kepedulian seluruh elemen pendidikan untuk lebih memperhatikan nasib pendidikan bagi kaum tertindas.
Implikasi atas kapitalisasi pendidikan itu maka masyarakat kita akan susah mendapatkan akses yang lebih luas untuk memperoleh pengetahuan. Yang mampu mengakses adalah mereka yang memang mempunyai banyak uang karena pendidikan adalah barang dagangan yang mewah. Hal ini nampak dalam kondisi pendidikan bangsa kita. Akhirnya, kita semua terpaksa harus membayar mahal demi memperoleh pendidikan. Padahal, belum tentu kualitas yang dihasilkannya akan menjamin atas pembentukan kepribadian yang memiliki kesadaran atas kemanusiaan
Letak kapitalisasi pendidikan sedemikian rupa telah menjelma di negeri ini dengan meneguhkan liberalisasi pendidIkan. Sebagai bukti adanya RUU BHP yang saarat dengan komersialisasi dan ajang politisasi kebijakan.
Apakah kita hanya diam meratapi nasib? Lalu seberapa pentingkah kita apabila melakukan perubahan? Masih banyak PR yang harus kita kerjakan besok lusa
Upaya menggerakkan kesadaran ini bisa menggeser dinamika dari pendidikan kritis menuju pendidikan yang revolusioner, ingat bahwa pendidikan revolusioner adalah sistem kesadaran untuk melawan sistem borjuime yang menjadi wujud kapitalisasi pendidikan saat ini, karena tugas utama pendidikan (selama ini) adalah mereproduksi ideologi borjuis/kapitalis. Artinya, pendidikan kita sat ini telah menjadi kekuatan kaum borjuis untuk menjadi saluran kepentingannya. Maka, revolusi yang nanti berkuasa akan membalikkan tugas pendidikan pada awalnya telah dikuasai oleh kaum borjuis kini menjadi jalan untuk menciptakan ideologi baru dengan terlebih dahulu membentuk “masyarakat baru”. Masyarakat baru adalah tatanan struktur sosial yang tak berkelas dengan memberikan ruang kebebasan penuh atas masyarakat keseluruhan. Pendidikan pembebasan akan dicapai dengan menumbangkan realitas penindasan, yaitu dengan mengisi konsep pedagogis yang memberikan kekuatan pembebasan terbarukan.
Saatnyalah kita memulai dengan sadar akan penindasan mondial yang merenggut kesadaran kritis kita.(86) Semarang,090907.

Tidak ada komentar: